Salah satu bentuk persekutuan antara manusia dan jin adalah dalam bentuk sihir. Cara persekutuan ini sudah berlangsung semenjak Nabi Sulaiman yang berkembang terus hingga sampai sekarang. Secara etimologi kata " sihir " diambil dari kata " sahar " yang mempunyai arti " akhir waktu malam dan awal terbitnya fajar ". Saat itu bercampur antara gelap dan terang, sehingga segala sesuatu menjadi nampak tidak jelas atau tidak sepenuhnya jelas. Sedemikian itulah sihir, terbayang oleh seseorang sesuatu namun sesungguhnya sesuatu itu tidak ada.
Dr.Umar Sulaeman Al Kaldum mengatakan bahwa sihir itu terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Sihir Hakiki, sihir jenis ini dibedakan menjadi dua; sihir matera dan sihir yang sekarang lebih dikenal istilah hipnotis.
2. Sihir Ilusi.
3. Sihir Majazi atau sihir kiasan.
Dari ketiga macam sihir tersebut kita hanya membicarakan sihir mantera, sebab pada jenis sihir inilah persekutuan antara manusia dan setan nampak begitu jelas. Sihir mantera adalah sihir yang dilakukan dengan cara meminta bantuan " spritualisme " planet-planet, rahasia-rahasia bilangan, khasiat-khasiat alam, dan orbit-orbit angkasa yang mempengaruhi alam unsur-unsur. Dikatakan sebagai sihir mantera sebab sihir jenis ini selalu menggunakan " simbol-simbol doa " baik berupa ucapan maupun tulisan ( jimat ).
Sebagai bentuk sihir yang menggunakan jasa setan, sudah barang tentu para pelaku sihir ini adalah mereka-mereka yang paham betul tentang dunia setan. Pengetahuan tukang sihir ini pada giliran lain akan menjadi sebuah persahabatan atau lebih tepatnya menumbuhkan hubungan timbal balik. Disinilah akan muncul perserikatan antara manusia dengan setan, bahkan lebih dari itu para tukang sihir ternyata ada yang menyembah setan.
Disebut hubungan timbal balik sebab dalam jalinanitu antara manusia dan setan sama-sama punya keinginan dan tujuan. Manusia, dalam hal ini tukang sihir menjalani hubungan baik dengan setan sebab dia ingin meminta bantuan makhluk laknat ini untuk mewujudkan sihirnya, setan mau memberikan bantuannya itu namun dengan satu syarat bahwa manusia harus mau menuruti keinginannya atau mau menuruti apa yang dikatakan setan. Dalam posisi ini sesungguhnya pihak yang paling membutuhkan adalah manusia terhadap setan karena itulah tukang sihir akan terus memenuhi syarat-syarat yang diajukan setan, termasuk mengadakan ritual atau menulis mantera-mantera yang jelas-jelas banyak memuat unsur kemusyrikan. Disini upaya setan untuk menyesatkan manusia telah berhasil. Keberasilan itu bukan saja terhadapa tukang sihir yang sudah menjadi kafir, namun juga kepada manusia-manusia yang mempercayai akan kemampuan tukang sihir tersebut. Atas dasar inilah mengapa rasulullah melarang seorang muslim pergi keseorang dukun dan mempercayai kemampuan-kemampuannya, sebab sudah jelas bahwa dukun telah terpedaya oleh setan dan telah musyrik sebab telah bersama-sama menyekutukan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar